Namaku Fajri Fadli, dan saya
adalah mahasiswa baru Universitas Gunadarma. Inilah kisahku.
Semuanya
berawal ketika Gunadarma mengadakan try out ujian nasional di SMA ku, SMAN 60
Jakarta selatan. Saya mendapat nilai yang cukup memuaskan, namun ketika itu tidak
terpikirkan oleh saya tentang konsekuensi kejadian tersebut. Sampailah saya
melakukan SNMPTN untuk masuk perguruan tinggi negeri. Saya sangat meminati
komputer dan karenanya saya memilih jurusan Ilmu komputer Universitas Indonesia
& jurusan sistem informasi Institut Teknologi Sepuluh November. Keduanya
merupakan salah satu PTN terbaik untuk menyangkut jurusan computer.
Namun saya tidak berhasil
mendapatkannya. Mulailah usaha kedua saya dengan mengikuti ujian SBMPTN pada
universitas dan jurusan yang sama. Namun gagal juga. Sampailah saya mendapat
kabar yang dikirimkan dari sms bahwa saya mendapat beasiswa untuk masuk
Universitas Gunadarma. Ternyata berkat nilai tryout saya, saya mendapat
beasiswa potongan harga untuk masuk ke Universitas Gunadarma. Meskipun
universitas swasta, Gunadarma merupakan salah satu universitas terbaik di
bidang IT di Indonesia & universitas swasta terbaik di bidang IT di
Indonesia. Tentu saja kesempatan ini saya ambil.
Saya pun datang ke kampus
Gunadarma yang ada di Margonda, Depok dan diberi pengarahan disana. Setelah
melaksanakan test kesehatan, saya pun resmi menjadi mahasiswa gunadarma.
Pengarahan pertama menginformasikan tentang sisi administrasi ke-mahasiswaan.
Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk lebih mandiri. Tentu saja beban
mahasiswa menjadi semakin berat dan kompleks. Namun Gunadarma mempunyai Biro
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) yang cukup memudahkan tugas
tersebut. Dari jadwal pelajaran kuliah sampai lokasi kelas bisa kita lihat
disana. Dan hebat nya lagi semuanya bisa dilakukan secara online baik melalui
laptop / komputer ataupun dari gadget kita.
Ada juga pengarahan informasi
dari fakultas masing – masing jurusan. Fakultas jurusan saya, Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi atau yang disingkat menjadi FIKTI. Kami
dijelaskan berbagai materi yang akan kami pelajari nanti oleh Ketua Jurusan
Sistem Komputer Dr. Nur Sultan dan kami
juga melihat beberapa alat yang dibuat oleh mahasiswa Sistem Komputer seperti
robot bipedal dan robot mobil. Robot – robot tersebut sudah terprogram untuk
melakukan aktifitas tertentu. Misalnya robot bipedal dapat menari sedangkan
robot mobil dapat secara otomatis menghindari hambatan yang ada di depan
jalannya. Ada juga robot mobil yang bisa dikendalikan melalui smartphone.
Semuanya terlihat mengagumkan.
Pada
tanggal 17 September saya mengikuti PPSPPT atau bisa dibilang ospek. Salah satu
persyaratan yang wajib adalah rambut pria harus botak. Terpaksalah itu saya
lakukan. Namun ospeknya berjalan dengan santai. Saya tidak dijahili oleh para
senior. Justru para senior memberikan informasi tentang proses berjalannya
perkuliahan. Setelah PPSPPT selesai, kami mahasiswa baru dibagikan almamater
serta buku pelajaran.
Saya
masuk kuliah dan belajar untuk pertama kalinya pada tanggal 21 September 2015
dan untuk pertama kalinya juga bertemu dengan teman – teman sekelas saya. Ada
Febri, ketua kelas yang dipilih secara tidak sukarela dan juga Agnes sebagai
wakilnya. Ada juga Dimas, Djody, Affans, dll.
Selain teman – teman sekelas,
saya juga berteman dengan beberapa mahasiswa senior sistem komputer seperti
Dias, Eren & Mamat. Tidak seperti senior yang biasa kita ketahui, mereka
justru baik & saling membantu semua mahasiswa sistem komputer. Mereka
memberi saya gambaran tentang apa saja yang akan dihadapi di semester depan
nanti, tugas apa saja yang kemungkinan diberikan, bagaimana jalannya praktikum,
apa yang harus dilakukan dan dihindari mahasiswa baru, serta bagaimana proses
perkuliahan dari hari ke hari.
Pada hari itu saya mempelajari
3 materi pelajaran, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan atau PKN
yang diajari oleh Bapak Gatot Subiyakto, SH.MM.
Metode pengajaran beliau santai dan tidak menuntut banyak hal kepada muridnya.
Materi PKN akan menjadi pelajaran softskill, atau penilaian kemampuan yang
tidak berkutat kepada ilmu teknis saja, melainkan juga cara kita
bersosialisasi, menyampaikan pendapat, serta kemampuan lain yang dapat
menunjang kehidupan kita bermasyarakat kelak.
Sekianlah kisahku bagaimana
saya masuk Universitas Gunadarma serta proses awal yang harus saya jalani.
Untuk saat ini belajar di Gunadarma cukup santai dan menyenangkan, meskipun
saya masih menunggu rambut saya yang botak untuk tumbuh sedia kala. Terima
kasih sudah meluangkan waktu untuk membacanya.